Selasa, 07 Agustus 2018

Kearifan Lokal Jawa Timur (Lelang Bandeng)


KEARIFAN LOKAL SIDOARJO
Satu hal yang istimewa dari masyarakat Sidoarjo, ini adalah tentang Ikan Bandeng. Salah satu ikon kabupaten yang dikenal juga dengan Kota Delta pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. selalu terdengar kagiatan Lelang Bandeng
Bagi masyarakat Nahdatul Ulama (NU) merayakan hari besar adalah kegiatan wajib, seperti memperingti Maulud Nabi Muhammad SAW. Pada peringatan nya diadakan sholawatan dan kenduren bersama. Menarik nya pada kenduren di di Sidoarjo, Menu makanan yang disajikan seperti tumpeng dengan bandeng sebagai lauk utamanya.
Banyaknya petani tambak membudidyakan ikan bandeng, Sehingga Bandeng menjadi komoditas utamaa dalam budidaya tambak di Sidoaarjo. Melimpah nya Produksi Bandeng mendasari muncul nya acara Lelang Bandeng Sidoarjo. Bandeng dengan ukuran terbesar dan terberat dilelang untuk dijual dengan harga tertinggi. Jumlah nya yang sangat sedikit menjadi layak untuk diperebutkan dengan dilelang.
Kegiatan lelang bandeng tradisional ini merupakan ide dari R. Samadikoen yang merupakan Bupati KDH Tingkat II Sidoarjo. Pertama kali diadakan pada hari Rabu tanggal 18 juli 1962 oleh peerintah Kab. Sidoarjo Dan tak lepas juga dari dominasi masyarakat islam Nahdatul Ulama (NU) di Sidoarjo.
Dalam perkembangan nya Lelang bandeng mengalami pasang pasang surut. Pada periode awal sampai tahun 1968 sudah dikenal masyarakat luas. Hasil pelelangan sebagai sumber biaya pembangunan dari kegiatan milik swasta. Namun di periode tahun 1969 hasil lelang sepenuhnya digunakan untuk dana sosial.‎
Lelang bandeng dikembangkan bertujuan untuk meningkatkan perekonomian kabupaten Sidoarjo serta sebagai destinasi wisata dan sarana peningkatan produksi tambak di Sidoarjo. ‎
Pada periode ini merupakan masa keemasan nya. Berdasarkan data pemenang dapat dilihat kualitas bandengnya sangat bagus. Berat satu ekor ikan bandeng mencapai 10 kg.
Diera reformasi tahun 1998 sangat berpengaruh untuk pelaksanaan lelang, pasca krisis moneter kondisi perekonomian di Sidoarjo tidak stabil sehingga lelang bandeng fakum. Tanpa Lelang bandeng dirasa kurang lengkap, kemudian diadakan lagi mulai tahun 2001 dan dikenal dengan Lelang Bandeng Kawak, kegiatan pendukung pun diperbanyak dengan diadakan beberapa lomba hingga kegiatan semakin meriah dan menarik.
Setelah lima tahun berjalan dengan meriah, pada tahun 2006 – 2011 kegiatan lelang bandeng sempat berhenti karena adanya Semburan Lumpur Lapindo. Selama 6 itu pemerintah dan warga Sidoarjo terfokus pada penanggulangan Lumpur lapindo. Namun diganti dengan Festival Bandeng Kawak.
Bertepatan dengan Hari jadi Kabupaten Sidoarjo ke 153, Lelang bandeng dilaksanakan kembali tahun 2012 dan merupakan Lelang bandeng yang ke 44.‎
Dari hasil lelang bandeng kawak mulai tahun 2012 – 2017 perolehan dana mencapai nilai yang cukup besar yakni pada tahun 2016 berhasil meraup hingga Rp. 1,3 Milyar.
Pada tahun 2017 ini, Lelang Bandeng kawak terberat nomer satu 7,70 kg dengan panjang ikan bandeng 88 cm lebar 20 cm dengan umur bandeng 8 tahun berasal dari Tambak Tegalsari Kupang Kecamatan Jabon. Juara kedua dari Tambak Tanjungsari Kupang Kecamatan Jabon dengan berat 5,55 kg umur 5,5 tahun, dan juara ketiga Bandeng dari Tambak Desa Sawoan Kepetingan Kecamatan Buduran dengan berat 5,34 kg umur bandeng 6 tahun. Adapun juara keempat dimenangkan Petani Tambak Kalikajang Gebang Kecamatan Sidoarjo dengan berat 5,24 kg umur bandeng 7 tahun.
Bupat Sidoarjo H. Saiful ilah mengatakan bahwa selain untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan Lelang Bandeng juga untuk melestarikan tradisi para pembudidaya tambak dahulu, memelihara bandeng hingga kawakan dan berukuran besar dan melelang nya pada peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan perlu dipelihara dan diletarikan.
“Melalaui Lelang bandeng trdisional saya berharap bisa membangkitkan motivasi petani tambak agar lebih meningkatkan hasil budidaya ikan bandengnya, dan mampu mendorong para petani tambak untuk terus meningkatkan produksi perikanan di Sidoarjo,” harapnya.
Ketua Panitia Lelang Bandeng Kawak 2017 Nur Achmad Syaifuddin yang juga merupakan Wakil Bupati Sidorjo menyampaikan rasa syukurnya atas bertahannya tradisi Lelang Bandeng Kawak hingga saat ini. “Banyak sekali manfaatnya sehingga Sidoarjo dikenal dengan daertah penghasil bandeng terbesar di Jawa Timur,” ucapnya.
Selain itu H. Saiful ilah juga mengatakan, bahwa Kegiatan Lelang Bandeng ini selain menambah destinasi wisata juga bertujuan mengumpulkan dana yang digunakan untuk kegiatan sosial dan tempat-tempat ibadah di daerah Sidoarjo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar